Foto saya
Mama dua anak, istri dari satu suami. Kini menjalani aktivitas sebagai konselor menyusui, doula persalinan, tukang motret, dan supir pribadinya anak-anak. Rumah ini berisi catatan randomnya, dalam belajar hidup sebagai manusia.

Rabu, 03 September 2014

4 Hal yang Nggak Bisa Dilakukan oleh Fotografer Persalinan


Kalau dipikir-pikir, jadi fotografer persalinan itu "banyak nggak enaknya".

Beneran.

Ini dia beberapa alasannya:














Saat mendokumentasikan proses persalinan, saya nggak bisa menentukan jam pemotretan. Waktunya bisa dini hari, pagi buta, subuh-subuh, siang. atau tengah malam. Pokoknya, serba dadakan dan suka-suka Si Ibu dan Adik Bayi mau lahiran kapan. Tentu saja, semua atas ketentuan Tuhan.

Saat mendokumentasikan persalinan, saya nggak bisa minta Si Ibu berpose-pose.

Saat mendokumentasikan proses persalinan, saya nggak bisa pakai blitz apalagi bawa segambreng perlengkapan lampu tambahan. 

Saat mendokumentasikan proses persalinan, saya juga nggak bisa "memanipulasi" objek hanya demi tujuan lebih cantik saat difoto (seperti yang sering saya lakukan dulu, saat sesi pemotretan resep masakan. Mulai dari memblansir brokoli supaya tampil lebih ranum, hingga mengganti es krim beneran dengan es krim "buatan") 

...





Namun justru inilah yang membuat saya jatuh hati dan ingin belajar lebih jauh tentang dunia fotografi persalinan.
Di dalamnya, saya berkesempatan menyaksikan momen-momen istimewa yang belum tentu bisa diulang.
Juga ekspresi-ekspresi yang paling jujur, sama sekali tanpa polesan.


Yang lebih penting lagi,
dengan menjadi fotografer persalinan, saya berkesempatan menyaksikan keajaiban demi keajaiban.

Kekuatan seorang perempuan.

Kebesaran Tuhan. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar